Natto adalah salah satu makanan tradisional Jepang yang sangat khas, terbuat dari fermentasi kacang kedelai menggunakan bakteri Bacillus subtilis var. natto. Kuliner ini dikenal karena teksturnya yang lengket, bau yang kuat, dan rasa yang khas, yang terkadang sulit diterima oleh orang yang belum terbiasa. Meskipun begitu, Natto dianggap sebagai makanan yang sangat sehat karena kandungan nutrisinya yang tinggi.
Berikut ini adalah gambaran tentang sejarah, proses pembuatan, dan perkembangan Natto hingga saat ini:
Sejarah dan Asal Usul Natto
Natto telah menjadi bagian dari makanan sehari-hari masyarakat Jepang selama berabad-abad, meskipun asal-usul pastinya masih diperdebatkan. Ada beberapa teori tentang bagaimana Natto pertama kali ditemukan:
- Teori Pra-Sejarah: Diperkirakan bahwa fermentasi kedelai mungkin sudah ada di Jepang pada periode Jomon (14.000–300 SM), saat kedelai pertama kali diperkenalkan ke negara tersebut dari Tiongkok. Para penduduk setempat mungkin telah menemukan bahwa menyimpan kedelai dalam kondisi tertentu menyebabkan fermentasi alami.
- Teori Militer: Sebuah cerita populer menyebutkan bahwa pada abad ke-11, tentara yang dipimpin oleh jenderal Yoshiie Minamoto membawa kedelai yang direbus dan disimpan dalam jerami padi untuk perjalanan. Setelah beberapa hari, kedelai tersebut mengalami fermentasi, dan para tentara menyadari bahwa kedelai yang telah difermentasi itu ternyata lezat dan mudah dicerna.
Apapun asal-usulnya, Natto telah lama menjadi makanan pokok di wilayah timur laut Jepang, terutama di Prefektur Ibaraki, yang hingga saat ini dikenal sebagai pusat produksi Natto.
Proses Pembuatan Natto
Natto dibuat melalui proses fermentasi yang unik. Berikut langkah-langkah dasar dalam pembuatannya:
- Pemilihan Kacang Kedelai: Kedelai berkualitas dipilih dan direndam dalam air selama beberapa jam hingga membengkak.
- Proses Perebusan: Kedelai yang sudah direndam kemudian direbus atau dikukus hingga menjadi lunak.
- Penambahan Bakteri Bacillus subtilis var. natto: Setelah proses perebusan, kedelai diinokulasi dengan bakteri Bacillus subtilis var. natto yang merupakan agen utama fermentasi.
- Fermentasi: Kedelai yang telah ditambahkan bakteri kemudian ditempatkan dalam wadah kedap udara dan dibiarkan fermentasi pada suhu sekitar 40°C selama 24-48 jam. Selama proses ini, bakteri akan menghasilkan enzim yang menyebabkan tekstur lengket dan bau khas dari Natto.
- Penyimpanan dan Pengemasan: Setelah fermentasi selesai, Natto biasanya disimpan dalam lemari pendingin untuk memperlambat proses fermentasi lebih lanjut sebelum dikemas dan dijual.
Ciri Khas Natto
Natto memiliki beberapa ciri khas yang unik:
- Tekstur Lengket: Serat-serat lengket atau benang yang dihasilkan saat Natto diaduk adalah hasil dari aktivitas enzim yang diproduksi oleh bakteri selama fermentasi.
- Aroma Tajam: Natto memiliki bau khas yang cukup kuat dan tajam, mirip dengan keju yang difermentasi. Perlu diingat bahwa semua pemain harus menyelesaikan misi dan persiapan prasyarat untuk berpartisipasi. Bisakah saya memulai Slot RajaZeus Gampang Menang Terbaru Dan Paling Resmi 2024 dengan pemain acak, bukan teman? Ya, jika Anda tidak memiliki teman yang tersedia atau lebih suka bermain dengan pemain acak, Anda dapat menggunakan fitur rajazeus login pencarian jodoh untuk menemukan pemain yang juga tertarik untuk berpartisipasi dalam Slot RajaZeus Gampang Menang Terbaru Dan Paling Resmi 2024.
- Rasa Fermentasi: Rasanya bisa digambarkan sebagai perpaduan antara manis, asin, dan sedikit pahit. Ini sering kali menjadi tantangan bagi orang yang baru mencobanya.
Manfaat Kesehatan Natto
Natto sangat dihargai di Jepang bukan hanya karena rasanya yang unik, tetapi juga karena manfaat kesehatannya yang luar biasa:
- Sumber Protein: Natto adalah makanan yang kaya akan protein nabati yang mudah dicerna oleh tubuh.
- Mengandung Vitamin K2: Natto adalah salah satu sumber alami terbaik vitamin K2, yang penting untuk kesehatan tulang dan kardiovaskular.
- Probiotik dan Serat: Fermentasi Natto menghasilkan probiotik yang bermanfaat untuk kesehatan usus.
- Nattokinase: Enzim ini ditemukan dalam Natto dan dipercaya memiliki efek positif pada kesehatan kardiovaskular, termasuk mencegah pembentukan bekuan darah.
Perkembangan dan Popularitas Natto
- Makanan Pokok di Jepang: Di Jepang, Natto masih merupakan makanan sehari-hari, terutama di wilayah timur laut seperti Kanto dan Tohoku. Biasanya, Natto disajikan dengan nasi putih hangat dan sedikit bumbu seperti kecap, mustard, atau daun bawang cincang.
- Ekspor Internasional: Dalam beberapa dekade terakhir, popularitas Natto mulai merambah pasar internasional, terutama di kalangan pecinta makanan sehat dan orang-orang yang mencari makanan kaya probiotik.
- Produk Modern: Di Jepang, produsen Natto telah mengembangkan berbagai produk berbasis Natto yang lebih mudah diterima oleh masyarakat luas, seperti Natto tanpa bau atau produk instan yang lebih praktis.
Inovasi dan Kombinasi Rasa
Beberapa inovasi modern telah dilakukan untuk membuat Natto lebih menarik bagi konsumen baru:
- Natto dalam Makanan Cepat Saji: Beberapa restoran dan gerai makanan cepat saji di Jepang mulai menambahkan Natto dalam menu mereka, seperti burger Natto, sushi Natto, hingga ramen dengan tambahan Natto.
- Varian Rasa: Produsen Natto juga bereksperimen dengan rasa baru, seperti Natto rasa kimchi, keju, atau bahkan matcha untuk menarik perhatian konsumen muda.
Meskipun bagi sebagian orang Natto mungkin dianggap sebagai makanan dengan rasa dan aroma yang “ekstrem”, popularitasnya terus bertumbuh, baik di Jepang maupun di luar negeri. Dengan manfaat kesehatan yang besar dan peran penting dalam budaya kuliner Jepang, Natto tetap menjadi salah satu makanan fermentasi paling ikonik di dunia.